BITs in pieces: pengaruh bilateral investment treaties pada negara amerika latin

Refina Anjani Puspita
3 min readOct 12, 2022

--

RQ: Bagaimana implementasi Bilateral Investment Treaties (BITs) mempengaruhi rezim perdagangan di Amerika Latin?

Urgensi RQ:

Debat tentang asis hukum rezim investasi internasional–dalam kasus ini Bilateral Investment Treaties (BITs) terpolarisasi menjadi dua perspektif yang berlawanan. Di satu sisi, ada anggapan bahwa penanaman Foreign Direct Investment (FDI) sangat penting bagi perekonomian negara periferi untuk melakukan lompatan pembangunan, mendorong promosi FDI dan bahkan menimbulkan persaingan antar negara untuk menarik lebih banyak investasi. Di sisi lain, ada pihak yang berpendapat bahwa negara harus membuat undang-undang dan mengatur FDI untuk memprioritaskan kepentingan nasional, merancang strategi dan dinamika yang mendukung pembangunan ekonomi dan sosial yang berkelanjutan. Sisi ini menilai bahwa tunduknya negara periferi pada rezim investasi internasional yang dirumuskan oleh negara core berarti memberi jalan bagi investor asing untuk mengejar kepentingan maksimalisasi keuntungan mereka sendiri. Suatu karakter yang tidak lagi asing bagi Amerika Latin.

Jika dahulu negara core mengontrol Amerika Latin melalui monocrop, BITs dapat menjadi alat neokolonialisme baru dimana wilayah metropole mengontrol ekonomi negara-negara pasca kolonial dengan cara tidak langsung melalui doktrin pembangunan liberalisme. Maka dari itu, portofolio riset ini berniat untuk membedah pengaruh BITs pada rezim perdagangan Amerika Latin.

Artikel 1

Sources : Citizens’ Commission for a Comprehensive Audit of Investment Protection Treaties and of the International Arbitration System on Investments (CAITISA). (2017, May). Auditoría integral ciudadana de los tratados de protección recíproca de inversiones y del sistema de arbitraje en materia de inversiones en Ecuador: Informe ejecutivo. Retrieved from http://caitisa.org/index.php/home/enlaces-de-interes dan Olivet, C. (2017, May 4). Auditing Commission to release report as Ecuador moves to terminate investment agreements. Retrieved from https://www.tni.org/en/node/23493?content_language=en

Tren neoliberalisme pada dekade 1990an membuat debat tentang pengaruh pasar bebas di Amerika Latin penting. Lembaga-lembaga multilateralisme–baik organisasi regional seperti MERCOSUR maupun organisasi internasional seperti Bank Dunia–yang cenderung abai terhadap ketimpangan sumber daya antara negara-negara core dan periphery mengkatalis implementasi Bilateral Investment Treaties (BITs), terutama di negara-negara Amerika Latin.

BITs umumnya merupakan perjanjian hukum antara dua negara untuk menyediakan kerangka hukum investasi seperti: most-favoured-nation treatment, national treatment, fair dan equitable treatment. Namun dalam perkembangannya, BITs mengekspansi mekanismenya dibawah investor-state dispute settlement (ISDS) dimana investor asing diakomodasi sebagai aktor yang dapat berdiri sendiri, tanpa harus diwakili negara asal. Hal ini kemudian mengubah dinamika perjanjian karena investor asing dapat menolak yuridiksi sistem peradilan negara tuan rumah dan menantang negara tuan rumah di depan pengadilan arbitrase milik World Bank. Tribunal seperti International Centre for Settlement of Investment Disputes (ICSID) dapat mengeluarkan sanksi-sanksi yang mengikat terhadap pihak-pihak yang terkait.

Pengimplementasian BITs menuai kontroversi karena mencabut legitimasi negara periferi atas hak-hak perdagangannya sendiri demi kucuran investasi dari negara core. Kurangnya informasi publik dan pengawasan atas proses yang dikelola oleh pengadilan arbitrase, khususnya di ICSID; dan keraguan tentang ketidakberpihakan arbiter karena konflik kepentingan merupakan dua dari sekian banyak argumen yang menentang adanya penandatanganan BITs di Amerika Latin. Sifat BITs yang lebih menitikberatkan pada kepentingan hak perlindungan investor asing–alih-alih perdagangan dan investasi yang adil bagi negara penerima–dinilai merugikan bagi negara-negara berkembang.

Artikel 2

Bernieri, R. C. (2006). Intellectual property rights in bilateral investment treaties and access to medicines: the case of Latin America. The Journal of World Intellectual Property, 9(5), 548–572.

Alih-alih membuat obat lebih terjangkau untuk masyarakat Amerika Latin, implementasi BITs melalui Trade-Related Aspects of Intellectual Property Rights (TRIPS) Agreement yang bergerak dalam bidang hak kekayaan intelektual, perjanjian tersebut malah mendongkrak harga obat-obatan medis. Paten yang banyak dimiliki oleh lembaga-lembaga riset dan pabrik negara core menghadang pabrik lokal negara-negara Amerika Latin untuk berkreasi dan menjual produknya baik di dalam maupun luar negeri.

Artikel 3 Rose-Ackerman, S., & Tobin, J. (2005). Foreign direct investment and the business environment in developing countries: The impact of bilateral investment treaties. Yale Law & Economics Research Paper, (293).

Argumen yang sering dilancarkan ketika menjustifikasi adanya BITs adalah adanya stimulus Foreign Direct Investment ke negara-negara penerima. Namun, artikel ini menampik hubungan positif tersebut. Alih-alih mendorong kucuran FDI yang lebih besar di negara-negara berkembang secara umum, BIT hanya memiliki efek positif pada aliran FDI di negara-negara dengan lingkungan bisnis yang sudah stabil. Secara keseluruhan, BIT tampaknya memiliki efek positif yang tidak signifikan baik pada kucuran investasi asing atau persepsi investor luar tentang lingkungan investasi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

--

--